Wednesday 2 November 2016

MENGINTIP SEKOLAH INDONESIA DI NEGARA TETANGGA DI SILN (SIKK, SIKL, SIB, IISY) OLEH MAHASISWA PROGRAM PRAKTEK MENGAJAR PROGRAM KKI FTIK IAIN SALATIGA

Mengintip Sekolah Indonesia di Negera Tetangga:

Mengabdi Negeri melalui Budaya dan Prestasi

Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) yang ada di seluruh dunia. Beberapa SILN tersebut antara lain: Sekolah Indonesia Belanda, Jepang, Bangkok, Fhilipina, Myanmar, dan Malaysia yang terdiri dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Johor Baharu, dan Kinabalu. SIKL berada di Jalan Lorong Tun Ismail no. 1 Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia. SIKL yang berdiri pada tahun 1969 ini memiliki tiga jenjang pendidikan yang terdiri atas Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menegah Atas (SMA). Selain ketiga jenjang pendidikan tersebut, SIKL juga memiliki program pendidikan Taman Kanak-Kanak atau TK. Saat ini, SIKL yang dikepalai oleh bapak Drs. H. Agustinus Suharto M.Pd memiliki siswa/i sebanyak 450an. Penyeleggaraan kegiatan belajar mengajar atau KBM di SIKL tidak lah jauh berbeda dengan KBM sekolah-sekolah Indonesia dalam negeri. Adapun kurikulum yang dipakai SIKL adalah mengacu pada KURTILAS atau Kurikulum 2013 yang dikenal sebagai kurikulum Pendidikan Karakter. 

Terapkan Budaya Indonesia dalam Dunia Pendidikan 

Salah satu budaya bangsa Indonesia adalah berjabat tangan atau salaman ketika saling bertemu atau berpapasan. Budaya salaman sepertinya memang bukan hanya milik Indonesia, tetapi hampir setiap negara di dunia ini memiliki budaya tersebut. Namun yang menjadi pembeda adalah bahwa budaya salaman di Indonesia dibawa sampai ke lembaga pendidikan formal atau sekolah. Yaitu, bapak ibu guru datang ke sekolah lebih awal/pagi lalu berdiri di halaman sekolah untuk menunggu dan menyalami para siswa yang datang ke sekolahan. Begitu pula lah pemandangan SIKL di pagi hari. Sebelum KBM dimulai, beberapa bapak ibu guru SIKL datang lebih awal/pagi dari pada para siswanya untuk menyambut dan menyalami para siswa-siswi yang tiba di sekolahan. 

Bersalaman memang terlihat seperti hal yang sederhana untuk dilakukan, namun sejatinya hal itu menyimpan banyak sekali nilai-nilai yang sesuai dengan tujuan pendidikan karakter. Diantaranya yaitu nilai kedisiplinan, lebih tepatnya adalah disiplin waktu. Bapak ibu guru yang bertugas menyalami para siswa/i datang lebih awal/pagi dari pada para siswanya dan tidak mungkin terlambat. Dengan hal ini, bapak ibu guru secara tidak langsung tengah menjadi pelopor dalam menanamkan sikap dispilin waktu kepada para siswa. Selain itu, mereka juga mendidik budaya “malu terlambat.” Gurunya saja datang lebih cepat, masak muridnya mau telat? Dan, dalam ranah agama, manfaat berjabat tangan atau mushafahah adalah melebur dosa, menghilangkan prasangka buruk (negative thingking), dan mengeratkan persatuan dan persaudaraan. Disiplin waktu dan religiusitas dalam budaya salaman tersebut merupakan salah satu sikap/perilaku (akhlak) yang ingin dicapai dalam pendidikan karakter.

Selain berjabat tangan, SIKL juga menerapkan program berdoa bersama sebelum KBM dilaksanakan. Hal itu sama seperti yang dilakukan oleh sekolah-sekolah Indonesia dalam negeri. Berdoa merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, bukan atheis. Yang unik di SIKL adalah kegiatan menyanyikan lagu nasional Indonesia Raya dan daerah. Mengapa unik? Karena, lagu-lagu tersebut tidak hanya berkumandang pada saat upacara bendera rutinan hari Senin, tetapi juga sebagai pengantar KBM siswa SD khususnya kelas satu dan dua. Maksud kegiatan menyanyikan lagu nasinonal dan daerah ini tidak lain adalah untuk menanamkan jiwa nasionalisme serta memupuk rasa cinta tanah air Indonesia kepada para siswa/i SIKL di Malaysia.

Kebanggan tersendiri dirasakan oleh SIKL atas kunjungan siswa dan siswi Ferny Grove State High School, Australia pada tanggal 12 – 16 Maret 2016. Kedatangan mereka di SIKL adalah untuk belajar budaya Indonesia dan mengenal lebih mendalam identitas bangsa Indoneisa. Semua hal ini didapat SIKL tidak lain karena kegigihannya dalam menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia.

Mengharumkan Indonesia di Negeri Tetangga 

Seperti sekolah-sekolah Indonesia pada umumnya, SIKL juga memiliki beberapa program ektrakulikuler sebagai wadah pengembangan bakat minat siswa. Beberapa kegiatan eks-skul SIKL antara lain yaitu: seni tari, angklung, Pramuka, fudsal dll. Dari berbagai kegiatan ekstrakulikuler tersebut, SIKL telah berhasil menjuarai berbagai kompetisi baik di tingkat nasional maupun Internasional. Pada tahun 2015 kemarin, selain menjadi tuan rumah, SIKL juga menjadi juara umum dalam ajang Kompetisi Sains dan Seni Siswa SILN Se-Malaysia 2015. Acara yang berlangsung pada tanggal 30 Oktober - 1 November 2015 itu, SIKL berhasil menggondol 9 medali emas, 6 perak, dan 4 perunggu. Kabar prestasi SIKL di tingkat internasional baru-baru ini yang masih hangat adalah kemenangan SIKL dalam ASEAN Futsal Cup 2016. Acara tersebut berlangsung pada tanggal 22-23 Agustus 2016 di Ampang Sport Planet Malaysia. Dalam laga yang diikuti oleh lima negara tersebut, SIKL berhasil menjadi juara pertama, mengalahkan Rusia, Brunei Darussalam, Thailand, Singapura dan Malaysia. 

Bangsa yang beradab adalah bangsa yang berbudaya. Bangsa yang hebat adalah bangsa yang bermartabat, disegani oleh bangsa lain karena prestasi-prestasi yang didapat. Sepertinya, begitulah langkah SIKL dalam berkontribusi mewujudkan Indonesia agar menjadi bangsa yang berbudaya, beradab, dan bermartabat, yaitu melalui budaya dan prestasi. Dengan berkaca kepada SIKL, sekolah-sekolah Indonesia khususnya yang berada di dalam negeri haruslah lebih berbudaya dan berprestasi. Sekolah Indonesia luar negeri saja menjaga budaya dan martabat bangsa Indonesia, masak yang di dalam negeri tidak melakukannya. Apa harus menunggu SIKL diklaim sebagai sekolah milik negera tetangga? 




0 comments:

Post a Comment