Praktek Pengembangan Profesi di luar negeri

Mahasiswa KKI mendapat kesempatan untuk mengikuti praktek mengajar di negara Thailand, Bangkok, dan Malaysia

Art and Language Exhibition (ALE)

ALE merupakan kegiatan pratek penggunaan bahasa Arab dan bahasa Inggris dalam pertunjukan ketoprak. Kegiatan ini dilaksanakan 1 hingga 2 kali dalam satu semester.

Cultural Exchange

Kegiatan ini bertujuan untunk meningkatkan pemahaman antar budaya dengan cara berinteraksi aktif dengan mahasiswa internasional dan orang asing

Kelas Gamelan

Mengenal budaya nasional adalah modal untuk berinteraksi dengan budaya internasional. Kelas gamelan menjadi ciri khas pengetahuan budaya lokal mahasiswa PKKI IAIN Salatiga

Makrab dan Outbound

Malam Keakraban (Makrab) dan Outbound merupakan awal perkenalan antar angkatan Program Khusus Kelas Internasional (PKKI) IAIN Salatiga guna membangun kebersamaan, loyalitas, dan mental mahasiswa PKKI.

Sunday 25 October 2015

Memahami Amerika dari Kaca Mata Mrs. Karren

SALATIGA-Program Kelas Khusus Internasional, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga telah mengadakan pertemuan dengan native speaker dari berbagai macam negara. Program ini rutin dilaksanakan dalam rangka pengembangan potensi akademik mahasiswa dibidang kecakapan dan ketangkasan berbahasa.

Pada kesempatan kali ini mahasiswa PKKI 2015 berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan native speaker yang berasal dari Amerika Serikat. Karren adalah seorang wanita paruh baya yang berasal dari Texas, Amerika Serikat telah cukup lama tinggal di Indonesia. Bukan tanpa alasan Ia tinggal di Indonesia. Sejak tahun 1999, ia memutuskan untuk menetap di Dusun Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang bersama dengan suami serta kelima anaknya. Diakuinya dalam sesi wawancara kemarin (23/10) bahwa kedatangan pertama kalinya di Indonesia telah membuatnya takjub dan kagum. Berprofesi sebagai seorang dosen kelas internasional tentu semakin menambah wawasannya dalam bidang sosial dan bermasyarakat.

Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa begitu antusias mengikuti mata kuliah Public Speaking yang dibimbing langsung oleh alumni PKKI, Ana STNK. Didalamnya membahas tentang perbedaan bahasa, kepercayaan, pendidikan serta budaya antara Indonesia dengan Amerika. Perlu kita ketahui bahwa Amerika adalah negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Negara tersebut sangat mentolerir segala perbedaan yang dianut oleh penduduknya bahkan dari segi kepercayaan sekalipun.

Dalam dunia pendidikan, Amerika sangat menjunjung tinggi kedisiplinan. Ini dimaksudkan agar terbentuknya kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Dibidang kebahasaan, kepercayaan serta kebudayaan, Amerika sangat membuka lebar perbedaan yang ada serta budaya yang berada didalamnya. Kita ketahui terdapat banyak sekali pemberitaan tentang Amerika baik yang positif maupun negatif. Sebagian besar masyarakat Indonesia berfikir bahwa Amerika adalah induk dari segala permasalahan global. Karren bercerita bahwa sering terjadi manipulasi dalam proses pemberitaan tersebut. Seringkali media menjadi faktor utama perpecahan antara Amerika dengan negara lainnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemberitaan yang dilebih-lebihkan hingga berita yang dibuat-buat tanpa ada bukti yang nyata. 
Karren menambahkan bahwa sesungguhnya apa yang telah diberitakan di media tidak sepenuhnya benar. Ia mengajak warga masyarakat dari penjuru manapun untuk terlebih dahulu mengonfirmasi segala macam berita yang telah mereka dapatkan. Tidak hanya satu, ia menyarankan untuk memastikan antara berita satu dengan lainnya, sumber satu dengan lainnya apakah terjadi kejanggalan atau tidak. Diakuinya sangat memprihatinkan jika banyak orang mengira negara yang ia tempati adalah satu-satunya sumber permasalahan di dunia. Ia menambahkan sebagai seorang mahasiswa kita dituntut untuk kritis menganalisis segala sumber informasi agar tidak terjadi kesalahpahaman antara satu dengan lainnya. 

Sunday 18 October 2015

Sejenak Bersama Tamu dari Libya dan Togo

Hari jumat 16 Oktober merupakan salah satu hari yang spesial untuk mahasiswa KKI Semester 1 angkatan tahun 2015, setelah sebelumnya ada kunjungan tamu luar negeri dari New Delhi University, kali ini mereka mendapat kunjungan native speaker lagi dari Libya dan Togo.

Jadi, pada kesempatan mata kuliah Public Speaking kali ini didatangkan native speaker dariA frika. Namanya M. Walid (Libya) dan Combate (Togo) keduanya sama-sama dari benua Afrika tetapi bedanya hanya letak negaranya, keduanya sama-sama sedang menyelesaikan study Master Degree di indonesia tepatnya di UNS (Universitas Sebelas Maret) Solo.

Mas Walid (sapaan akrabnya) sudah cukup lama tinggal di Indonesia, mungkin sudah hampir dua tahun dan akan menyelesaikan kuliahnya sekitar 2 bulan lagi. Sedangkan Mr. Combatte baru sekitar dua bulan yang lalu datang di Indonesia. “Alasan mengapa saya mengambil Master Degree di Indonesia karena saya mendapat beasiswa dari negara saya untuk mempelajari ekonomi di Indonesia” kata Combatte, pria yang juga punya hobby politik.

Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa KKI 2015 untuk bisa berinteraksi dan berbagi pengalaman dari para native speaker secara langsung. Sekaligus juga mereka bisa belajar Listening dengan aksen yang berbeda. Di sini mereka mendapat kesempatan untuk mendengar sekaligus melihat tidak seperti yang sehari-hari mereka lakukan yaitu hanya belajar Listening dari kaset yang hanya berupa suara tanpa visualisasi. Satu hal yang penting juga, mereka belajar bagaimana para pembicara tersebut berproses mendapatkan beasiswa.

“Saya bersyukur bisa masuk di KKI meskipun cukup berat karena jadwal yang padat dari siang sampai malam, menguras tenaga dan pikiran. Tapi semua itu harus di jalani dengan semangat karena untuk meningkatkan kemampuan kita dalam berbahasa, apalagi kalau ada native speaker kayak gini, wahh sungguh beruntung sekali. Kita bisa mendapatkan pengalaman baru dari mereka” kata salah satu mahasiswa KKI 2015. 

Sunday 11 October 2015

Nilai Belajar dari Sebuah Konferensi Internasional

Muhammad Sabar Prihatin, merupakan salah satu mahasiswa program khusus kelas internasional jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga angkatan 2013 yang berkesempatan mengikuti acara konferensi internasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, setelah pada sebelumnya diundang unutk mengikuti acara senada, konferensi internasional, yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Penelitian, pengembangan, dan pelatihan Kementrian Agama Republik Indonesia di Jakarta pada tanggal 15-18 September 2015 lalu sebagai peserta.

Acara konferensi yang diselengarakan oleh UIN Jakarta tersebut berlangsung selama dua hari satu malam sejak tanggal 8 sampai 9 Oktober dengan mengusung tema “ISLAM in Southeast Asian: Promoting Moderate Understanding of Islam.” Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa semester lima penerima beasiswa BIDIKMISI tersebut menjadi satu-satunya perwakilan dari IAIN Salatiga yang lolos untuk mempresentasikan papernya yang berjudul “Islam is Religion of Peace.” Dan pada saat itulah pertama kalinya ia mempresentasikan makalah di forum internasional.

Pengalaman super yang ia dapatkan ketika mengikuti konferensi-konferensi semakin memacu motivasinya untuk terus melangkah lebih baik dan lebih jauh sejauh mata memandang. Salah satu motivasi yang ia dapatkan datang dari pembicara undangan, Mr. James B. Hoesterey, Assistant Professor in Emory University Atlanta Georgia USA, yang berkata kepada jaura 2 Duta Mahasiswa IAIN Salatiga itu “Congratulation, that’s great, I never presented the paper when I was in undergraduate” Hal tersebut memancing sabar untuk terus meningkatkan belajar dengan lebih serius lagi khususnya dibidang keagamaan guna menunjang pengetahuan globalnya seputar agama. 

Hal senada semakin mantabkan semangatnya ketika Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Salatiga, Bapak Moh. Khusen M.Ag. M.A. berkata” seorang mahasiswa S1 apalagi belum lulus sudah pernah presentasi di konferensi internasional itu sangat jarang, bahkan langka.” Sabar yakin, insya Allah, suatu saat nanti ia akan memaparkan tulisan ilmiah karyanya ditingkat yang lebih tinggi lagi, tidak hanya didalam negeri tetapi juga diluar negeri. “Amin za Allah, semoga menjadi dakwah” doanya.

Saturday 10 October 2015

Kelas Wirausaha 'Bermodal Sumber Daya Lokal'

WKS (Warung Kebon Salak) adalah usaha mbak Laili, seorang pengusaha asal Grogol, Salatiga. Meskipun ia seorang alumni UNDIP jurusan komunikasi, dia lebih memilih untuk terjun di dunia usaha. “Saya sudah mulai berwirausaha sejak saya masih semester dua” ujar mbak Laili saat berdiskusi dengan para mahasiswa KKI 2015 yang berkunjung ke tempatnya.

WKS tersebut dipilih sebagai kelas pertama wirausaha mahasiswa KKI 2015 karena nilai uniknya bermodalkan sumber daya lokal sekaligus tempat usaha yang bersebelahan dengan kampus II IAIN Salatiga.

Setelah serangkaian survei tempat sebelumnya, akhirnya Kamis (8/10) para mahasiswa tersebut  mendapatkan kesempatan langsung bertemu dengan sang pemilik WKS. Mbak Laili mengawali bisnis tersebut setelah menyelasaikan studi nya. Ide tersebut berawal saat dia melihat kebun salak milik keluarganya yang hanya bisa menjual buah nya saja dan itu juga musiman bukan harian.

Akhirnya di mulai menekuni pengetahuan seputar buah salak yang pada akhirnya, dia menemukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan kebun salaknya. Dari hal itu juga, dia menjadi tahu bahwa buah salak mempunyai manfaat yang sangat banyak. Dari buah salak kita bisa membuat kripik salak. Biji salak sendiri bisa digunakan untuk membantu mengobati hypertensi dan asam urat. Untuk mengolahnya, mbak Laili menjadikan biji salak menjadi kopi yang di kemas sedemikian rupa sehingga mudah untuk dikonsumsi dan memiliki nilai jual lebih. Orang-orang pasti tanpa ragu akan membuang biji salah. Tapi ditangan mbak Laili, biji yang tidak berguna berubah menjadi lapangan usaha. Untuk bagian lain contohnya kulit salak, ternyata bisa membantu mengobati diabetes. Yaitu dengan cara kulit salak tersebut direndam dengan air, kemudian airnya disaring dan diminum.

Bisnis mbak Laili ini membuka mata kita terutama mahasiswa KKI 2015, bahwa sesuatu yang kita anggap sampah dan tidak berguna bisa menjadi suatu produk komersial ditangan orang-orang kreatif. Di sini kita juga sadar bahwa usaha tidak harus bermodal besar tapi cukup dengan melihat dan menganalisa potensi sekitar.

Thursday 8 October 2015

Menjalin Solidaritas Melalui Makrab dan Outbond

Semarang- Mahasiswa Program Kelas Khusus Internasional (PKKI) mengadakan makrab guna mempererat tali persaudaraan antarpersonal. Acara yang diikuti oleh mahasiswa PKKI seluruh angkatan ini berlangsung selama satu hari satu malam. Dimulai sejak senin malam (5/10) dilanjutkan dengan outbound selasa pagi (6/10) yang bertempat di Umbul Sidomukti Kabupaten Semarang. 

Acara pembukaan makrab dihadiri oleh Bp syukron selaku wakil dari Direktur PKKI karena berhalangan untuk datang. Makrab tahun 2015 ini berlangsung lancar. Antusias mahasiswa PKKI menunjukkan bahwa makrab adalah even penting untuk saling mengenal satu sama lain. Tujuan dari acara makrab ini adalah terbentuknya ukhuwah yang erat antarmhasiswa PKKI pada khususnya dan untuk menyambut mahasiswa PKKI baru angkatan 2015 pada umumnya.