Sunday 25 October 2015

Memahami Amerika dari Kaca Mata Mrs. Karren

SALATIGA-Program Kelas Khusus Internasional, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga telah mengadakan pertemuan dengan native speaker dari berbagai macam negara. Program ini rutin dilaksanakan dalam rangka pengembangan potensi akademik mahasiswa dibidang kecakapan dan ketangkasan berbahasa.

Pada kesempatan kali ini mahasiswa PKKI 2015 berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan native speaker yang berasal dari Amerika Serikat. Karren adalah seorang wanita paruh baya yang berasal dari Texas, Amerika Serikat telah cukup lama tinggal di Indonesia. Bukan tanpa alasan Ia tinggal di Indonesia. Sejak tahun 1999, ia memutuskan untuk menetap di Dusun Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang bersama dengan suami serta kelima anaknya. Diakuinya dalam sesi wawancara kemarin (23/10) bahwa kedatangan pertama kalinya di Indonesia telah membuatnya takjub dan kagum. Berprofesi sebagai seorang dosen kelas internasional tentu semakin menambah wawasannya dalam bidang sosial dan bermasyarakat.

Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa begitu antusias mengikuti mata kuliah Public Speaking yang dibimbing langsung oleh alumni PKKI, Ana STNK. Didalamnya membahas tentang perbedaan bahasa, kepercayaan, pendidikan serta budaya antara Indonesia dengan Amerika. Perlu kita ketahui bahwa Amerika adalah negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Negara tersebut sangat mentolerir segala perbedaan yang dianut oleh penduduknya bahkan dari segi kepercayaan sekalipun.

Dalam dunia pendidikan, Amerika sangat menjunjung tinggi kedisiplinan. Ini dimaksudkan agar terbentuknya kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Dibidang kebahasaan, kepercayaan serta kebudayaan, Amerika sangat membuka lebar perbedaan yang ada serta budaya yang berada didalamnya. Kita ketahui terdapat banyak sekali pemberitaan tentang Amerika baik yang positif maupun negatif. Sebagian besar masyarakat Indonesia berfikir bahwa Amerika adalah induk dari segala permasalahan global. Karren bercerita bahwa sering terjadi manipulasi dalam proses pemberitaan tersebut. Seringkali media menjadi faktor utama perpecahan antara Amerika dengan negara lainnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemberitaan yang dilebih-lebihkan hingga berita yang dibuat-buat tanpa ada bukti yang nyata. 
Karren menambahkan bahwa sesungguhnya apa yang telah diberitakan di media tidak sepenuhnya benar. Ia mengajak warga masyarakat dari penjuru manapun untuk terlebih dahulu mengonfirmasi segala macam berita yang telah mereka dapatkan. Tidak hanya satu, ia menyarankan untuk memastikan antara berita satu dengan lainnya, sumber satu dengan lainnya apakah terjadi kejanggalan atau tidak. Diakuinya sangat memprihatinkan jika banyak orang mengira negara yang ia tempati adalah satu-satunya sumber permasalahan di dunia. Ia menambahkan sebagai seorang mahasiswa kita dituntut untuk kritis menganalisis segala sumber informasi agar tidak terjadi kesalahpahaman antara satu dengan lainnya. 

0 comments:

Post a Comment